Six Sigma
Six Sigma ialah suatu metodologi bisnis yang bertujuan untuk dapat meningkatkan nilai-nilai kapabilitas dari suatu aktivitas proses bisnis. Secara bahasa pengertiann Six Sigma adalah sebagai berikut :
> Six yang artinya
adalah enam
> Sigma yang
merupakan simbul dari standar deviasi, dan biasa dilambangkan dengan (σ).
Six Sigma merupakan sebuah metodologi
terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi
variasi proses (process variances) sekaligus mengurangi cacat (produk atau jasa
yang diluar spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem solving tools
secara intensif. Tujuan Six Sigma adalah untuk meningkatkan kinerja
bisnis dengan mengurangi berbagai variasi proses yang merugikan, mereduksi
kegagalan-kegagalan produk/proses, menekankan cacat-cacat produk, meningkat
keuntungan, mendongkrak moral personil/karyawan, dan meningkatkan kualitas
produk pada tingkat yang maksimal.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Six Sigma ialah:
1. Six Sigma jauh lebih
rinci daripada metode analisis berdasarkan statistik. Six Sigma dapat
diterapkan di bidang usaha apa saja mulai dari perencanaan strategi sampai
operasional hingga pelayanan pelanggan dan maksimalisasi motivasi atas usaha.
2. Six Sigma sangat
berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non manufaktur disamping lingkungan
teknikal, misalnya seperti bidang manajemen, keuangan, pelayanan pelanggan,
pemasaran, logistik, teknologi informasi dan sebagainya.
3. Dengan Six Sigma dapat
dipahami sistem dan variabel mana yang dapat dimonitor dan direspon balik
dengan cepat.
4. Six Sigma sifatnya tidak
statis. Bila kebutuhan pelanggan berubah, kinerja sigma akan berubah.
Kekurangan Six sigma :
1 1. Hanya dapat menganalisa
data data berupa kuantitatif, sedangkan data yang berupa kualitatif harusnya
diubah menjadi data berupa kuantitatif
2 2. Tidak cocok untuk
digunakan berinovasi
3 3. Mempermasalahkan dalam
proses serta biaya dan sedangkan suatu inovasi membutuhkan sesuatu yang baru
dan memerlukan banyak biaya
Secara harfiah, Six Sigma (6σ) adalah suatu besaran yang bisa
kita terjemahkan secara gampang sebagai sebuah proses yang memiliki kemungkinan
cacat (defects opportunity) sebanyak 3.4 buah dalam satu juta
produk/jasa.
Dalam penerapannya secara global,
ada beberapa tahapan yang harus dilakukan agar dapat mencapai target
pengendalian dan peningkatan kualitas dengan Six Sigma. Secara umum
tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
1 A. Define
Tahap ini merupakan langkah
operasional pertama dalam program peningkatan kualitas Six Sigma. Adapun yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Pemilihan proyek terbaik berdasarkan pada identifikasi
proyek yang sesuai dengan kebutuhan, kapabilitas, dan tujuan perusahaan.
2) Mendefinisikan peran orang-orang yang terlibat dalam
proyek Six Sigma.
3) Mendefinisikan proses kunci dan pelanggan.
2
B. Measure
Merupakan langkah operasional kedua
dalam program peningkatan kualitas Six Sigma yang bertujuan untuk
mengidentifikasi pengukuran utama dari efektivitas dan efisiensi dan
menerjemahkannya kedalam konsep Six Sigma. Terdapat tiga hal pokok yang harus
dilakukan, yaitu:
1) Menetapkan karakteristik kualitas kunci (CTQ). Dalam
malaksanakan pengukuran karakteristik kualitas harus memperhatikan aspek
internal dan aspek eksternal dari organisasi. Asperk internal dapat berupa
tingkat kecacatan produk, biaya-biaya karena kualitas jelek (Cost of poor
quality/COPQ) seperti rework. Sedangkan aspek eksternal dapat berupa kepuasan
pelanggan, pangsa pasar, dll.
2) Mengembangkan suatu rencana pengumpulan data melalui
pengukuran yang dapat dilakukan pada tingkat proses, output, dan/atau outcome
(data atribut, data variabel)
3) Mengukur kinerja sekarang (current performance) pada
tingkat proses, output, dan/atau outcome untuk ditetapkan sebagai baseline
kinerja pada awal proyek Six Sigma (DPMO, seven tools : control chart).
3
C. Analyze
Analyze merupakan langkah
operasional ketiga dalam peningkatan kualitas Six Sigma. Tahap ini meliputi:
1 1.) Menentukan
stabilitas dan kapabilitas proses
Pada analisis
kapabilitas proses yang menggunakan data variable dimana memiliki data continue
dan datanya diperoleh sebagai hasil pengukuran.
2 2.) Mengidentifikasi
sumber-sumber dan akar penyebab kecacatan atau kegagalan
Dalam proyek Six Sigma dibutuhkan
identifikasi masalah secara tepat, menemukan sumber akar penyebab dari suatu
masalah kualitas dan mengajukan ssolusi masalah yang efektif dan efisien.
Sedangkan untuk mendapatkan akar penyebab dari suatu masalah, diperlukan
prinsip yang berkaitan dengan hukum sebab akibat.
4
D. Improve
Pada tahap ini dirancang solusi
dalam melakukan pengendalian dan peningkatan kualitas dengan Six Sigma pada
layanan yang paling kritis itu berupa usulan perbaikan kualitas bagi setiap CTQ
potensial sehingga diharapkan dapat meningkatkan performansi kualitas layanan
tersebut dengan meningkatnya nilai DPMO dan tingkat kapabilitas Sigma.
Improve merupakan fase
meningkatkan proses (x) dan menghilangkan
sebab-sebab cacat. Pada fase sebelumnya yaaitu, fase measure kita telah
menetapkan variable faktor (x) untuk masing-masing variable respon (y). Dan
pada fase ini, kita memilih strategi peningkatan variable faktor.
E. Control
Merupakan tahap operasional
terakhir dalam pengendalian dan peningkatan kualitas dengan Six Sigma. Pada
tahap ini akan dibuat lembar control yang digunakan untuk mengendalikan proses
atau layanan pada saat implementasi sehingga dapat tercapai target Six Sigma.
Hasil-hasil implementasi tersebut didokumentasikan dan disebarluaskan,
praktek-praktek terbaik yang sukses dalam peningkatan performansi kualitas
layanan distandardisasikan dan disebarluaskan, prosedur-prosedur
didokumentasikan dan dijadikan pedoman standar kerja. Selanjutnya pengendalian
dan peningkatan kualitas dengan Six Sigma pada layanan atau proses lain
ditetapkan sebagai layanan atau proses baru yang harus ditingkatkan melalui
siklus DMAIC. Melalui cara ini maka akan terjadi peningkatan kualitas yang
terintegrasi, pembelajaran, dan sharing atau transfer pengetahuan-pengetahuan
baru dalam organisasi.
Total Quality Management(TQM)
Total Quality Management merupakan suatu sistem managemen modern yang
berusaha memperbaiki kualitas dengan mengikuti arus perkembangan zaman yang
berefek terhadap perubahan. Dasar dari TQM sangatlah sederhana, yaitu mencari
cara terbaik agar dapat bersaing terdepan dalam persaingan global dengan
mengeluarkan kualitas yang terbaik. Oleh karena itu, Total Quality Management
(TQM) merupakan sebuah teori ilmu manajemen yang menuntut seorang yang tergabung
didalam perusahaan atau organisasi untuk melakukan gugus kendali mutu secara
continue dan tertuju pada pencapaian kepuasan konsumen atau pelanggan.
Kelebihan dan Kelemahan Total Quality Management:
1. Kelebihan
TQM tidak mempercayakan semata-mata
pada perintah atasan yang memerintah, jaringan
dikembangkan secara multi-channel dan interaktip melalui suatu
organisasi. Oleh karena itu,
TQM adalah penting
untuk menetapkan mata
rantai kerjasama di dalam
organisasi. Transformational Perubahan
terjadi hanya ketika
isu yang sulit, seperti anggaran, pabrikasi,
pemasaran, distribusi dan seterusnya dicampur dengan isu yang sederhana
seperti nilai-nilai, kultur,
visi, gaya kepemimpinan,
perilaku inovatif dan seterusnya.
2. Kelemahan TQM adalah:
·
Kualitas sering merupakan aktivitas sampingan,
terpisah dari isu kunci dari strategi usaha dan kinerja.
·
Pada banyak organisasi, kualitas dirasakan bersifat
temporer dan apabila pemimpin yang memprakarsainya meninggalkan perusahaan,
kualitas kemudian diabaikan.
·
Kebingungan terhadap TQM berasal dari kata kualitas
itu sendiri.kata kualitas mempunyai banyak arti, tergantung dari bagaimana kita
memandangnya.
·
Banyak perusahaan yang membuat kualitas lebih kabur
atau tida jelas dengan menetapkan tujuan yang tampak positif tanpa memilki cara
untuk memonitor kemajuan pencapaian tujuan tersebut.
·
TQM merupakan aktivitas yang bersifat hanya di dalam
departemen-departemen di banyak perusahaan.
·
TQM mengajarkan incremental atau perkembangan yang
sedikit (small improvement), bukan perkembangan secara radikal (radical
improvement) sehingga banyak pemimpin korporat tidak sabar setelah munculnya
konsep reengineering.
Didalam TQM, terdapat 8 elemen yang harus diterapkan agar suatu orgaisasi sukses. 8 elemen tersebut ialah :
a. Etika
b. Integritas
(kejujuran)
c. Kepercayaan
d. Pelatihan
(training)
e. Kerja tim
(team work)
f.
Kepemimpinan (leadership)
g. Penghargaan
(recognition)
h. Komunikasi
0 komentar:
Posting Komentar